Penerapan Terapi Fisik (Physical Therapy) Pada Disabilitas

 


Penerapan Terapi Fisik (Physical Therapy) Pada Disabilitas

Terapi fisik (Physical Therapy) adalah suatu bentuk perawatan medis yang bertujuan untuk meningkatkan, memelihara, dan mengembangkan kemampuan fisik seseorang yang mengalami gangguan fisik atau disabilitas. Terapi fisik dapat membantu individu dengan berbagai macam disabilitas, termasuk yang disebabkan oleh cedera, penyakit, atau kelainan bawaan.(APTA,2018) Berikut adalah beberapa contoh penerapan terapi fisik pada berbagai jenis disabilitas:

1.    Cedera Otot dan Tulang : Terapi fisik sering digunakan untuk pemulihan pasca-cedera, seperti patah tulang, cedera ligamen, atau cedera otot. Ini melibatkan latihan fisik yang dirancang untuk mengembalikan kekuatan, fleksibilitas, dan mobilitas yang hilang selama cedera. Fisioterapis juga dapat menggunakan teknik-teknik seperti modalitas panas atau dingin untuk mengurangi nyeri dan peradangan.

2.    Kelumpuhan Akibat Stroke : Bagi individu yang mengalami stroke, terapi fisik dapat membantu memulihkan kemampuan berjalan, mengontrol otot, dan keseimbangan. Ini melibatkan latihan fisik terstruktur, seperti latihan berjalan dan latihan keseimbangan, serta teknik tangan untuk meningkatkan kontrol otot.

3.    Kondisi Neurologis : Terapi fisik juga diterapkan pada kondisi neurologis seperti multiple sclerosis, Parkinson's disease, atau cedera sumsum tulang belakang. Terapi ini bertujuan untuk memaksimalkan fungsi motorik dan mengurangi gejala yang berkaitan dengan gangguan tersebut. Latihan-latihan khusus, stimulasi elektrik, dan teknik mobilisasi sering digunakan dalam terapi ini.

4.    Disabilitas Bawaan : Individu dengan disabilitas bawaan, seperti cerebral palsy atau spina bifida, dapat mendapatkan manfaat dari terapi fisik sepanjang hidup mereka. Terapi ini bertujuan untuk meningkatkan kualitas hidup dan kemampuan independen dengan latihan yang disesuaikan dengan kebutuhan khusus mereka.

5.    Kerusakan Jaringan Lunak : Terapi fisik dapat membantu mengurangi nyeri dan meningkatkan fungsi bagi individu dengan keluhan seperti osteoarthritis, bursitis, atau tendinitis. Ini melibatkan latihan fisik, perubahan gaya hidup, dan teknik penanganan nyeri.

6.    Rehabilitasi Pasca-Bedah : Pasca operasi, terapi fisik dapat membantu pemulihan dengan memastikan pasien memulihkan kekuatan dan mobilitas yang diperlukan untuk kembali berfungsi sehari-hari. Ini juga dapat membantu mencegah komplikasi pasca-bedah.

7.    Penanganan Nyeri Kronis : Terapi fisik dapat digunakan sebagai bagian dari rencana manajemen nyeri kronis. Fisioterapis bekerja dengan pasien untuk mengembangkan strategi mengelola nyeri, meningkatkan kualitas hidup, dan memungkinkan aktivitas sehari-hari yang lebih baik.

Dalam semua kasus di atas, terapi fisik dirancang secara individual sesuai dengan kebutuhan dan kondisi khusus pasien. Terapis fisik akan mengevaluasi kondisi fisik, membuat rencana perawatan yang sesuai, dan melibatkan pasien dalam latihan dan teknik yang diperlukan. Terapi fisik juga dapat melibatkan penggunaan alat bantu seperti kursi roda, kruk, atau perangkat lain untuk meningkatkan mobilitas dan kualitas hidup individu dengan disabilitas. Terapi fisik dapat membantu meningkatkan kualitas hidup, meningkatkan kemandirian, dan mengurangi rasa nyeri bagi individu dengan berbagai jenis disabilitas.


==============================================================================

Referensi :

American Physical Therapy Association. (2018). Guide to Physical Therapist Practice. Edisi ke-3. APTA.