#Selamat Datang di Website "Teman Disabilitas" UPTD Pusat Layanan Disabilitas dan Pendidikan Inklusi Provinsi Kalimantan Selatan Tahun 2025#

Mengetahui Perbedaan ABK Dengan Anak Penyandang Disabilitas

 

MENGETAHUI PERBEDAAN ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS DENGAN ANAK PENYANDANG DISABILITAS

 

Seperti yang kita ketahui, anak berkebutuhan khsusus adalah anak yang memiliki perkembangan dan pertumbuhan yang berbeda dengan anak pada umumnya. Anak berkebutuhan khusus ini merupakan anak yang memerlukan penanganan khusus karena adanya gangguan pada emosi, mental, kognitif, dan fisik yang di mana pada anak ABK ini terdapat gangguan perkembangan dan kelainan yang dimiliki oleh anak tersebut. Anak berkebutuhan khusus ini tidak mendapatkan informasi yang maksimal sehingga mereka tidak akan bisa mengikuti perintah dengan baik. Faktor yang menyebabkan anak mengalami berkebutuhan khusus adalah beberapa faktornya yaitu seperti faktor prenatal, faktor Natal dan faktor postnatal.

Lain halnya dengan anak penyandang disabilitas. Anak penyandang disabilitas adalah individu/anak yang memiliki keterbatasan fisik, mental, intelektual maupun sensori dalam jangka waktu lama,  ketika berhadapan dengan berbagai hambatan tersebut, maka hal ini dapat menghalangi partisipasi yang penuh dan efektifnya dalam masyarakat berdasarkan kesetaraan dengan yang lainnya. Adapun permasalahan dari anak penyandang disabilitas dalam psikososialnya seperti anak penyandang disabilitas ini akan memiliki kecenderungan untuk rendah diri, menghargai terlalu berlebihan, mudah tersinggung, terkadang juga agresif, pesimis, sulit mengambil keputusan, menarik diri dari lingkungan, kecemasan berlebihan, ketidakmampuan dalam hubungan dengan orang lain maupun ketidakmampuan mengambil peranan sosial. Menurut Soewito (1993) mengatakan, permasalahan dari anak penyandang disabilitas bisa dilihat dari empat aspek, yaitu :

a.    Aspek yang berasal dari penyandang disabilitas itu sendiri meliputi

-       hambatan fisik mobilitas,

-       hambatan mental psikologis,

-       pendidikan,

-       produktifitas,

-       sosial ekonomi,

-       hambatan fungsi sosial.

b.    Aspek dari pihak keluarga meliputi,

-       sikap memberi perlindungan yang berlebihan yang dimana menghambat perkembangan kemampuan optima,

-       pengetahuan yang rendah,

-       diskriminasi dikarenakan kurang kesadaran mengenai pendidikan bagi anaknya,

-            malu untuk menampilkan anaknya.

c.    Aspek dari masyarakat,

-            masyarakat ragu terhadap kemampuan/potensi para penyandang disabilitas,

-            bersifat masa bodoh,

-            lemahnya pengelolaan organisasi bidang kecacatan, 

-            terbatasnya lapangan pekerjaan bagi individu penyandang disabilitas.

d.    Aspek dari pemerintah dimana undang-undang penyandang disabilitas belum dijalankan dengan baik

 

================================================================================ 

Referensi:

Jauhari, A. (2017). Pendidikan inklusi sebagai alternatif solusi mengatasi permasalahan sosial anak penyandang disabilitas. IJTIMAIYA: Journal of Social Science Teaching, 1(1).8