BERINTERAKSI DENGAN
PENYANDANG DISABILITAS
Berinteraksi dengan penyandang disabilitas tidak perlu bersikap khusus, yang terpenting adalah kewajaran, ketulusan, dan pengertian. Jangan merendahkan orang yang memiliki keterbatasan, bicara dan bersikaplah kepada mereka dengan sopan dan wajar. Kita harus belajar etika berinteraksi dengan penyandang disabilitas. Sebelum memahami tentang disabilitas, ada baiknya jika kita mengenal lebih dulu mengenai disabilitas.
Disabilitas
adalah keterbatasan diri yang bersifat fisik dan disabilitas mental. Adapun
disabilitas fisik meliputi :
1.
Tunanetra
(tidak bisa melihat)
2.
Tunarungu
(tidak bisa mendengar)
3.
Tunawicara
(tidak bisa berbicara)
4.
Tunadaksa
(cacat tubuh)
5.
Tunalaras
(emosi dan kontrol sosial)
Beberapa hal etika yang harus dipahami
ketika berinteraksi dengan penyandang disabilitas :
1.
Gunakan
kata yang sesuai, hindari dengan menyebut istilah yang mungkin dapat membuat
tersinggung seperti cacat, tidak sehat, tidak normal, atau orang yang
berkekurangan.
2.
Pakai
terminologi Non disabilitas, hindari pemakaian istilah kata orang sehat, orang
normal, dan orang tidak berkekurangan, bagi orang lain di sekitar yang bukan
penyandang disabilitas.
3.
Perhatikan
posisi mata ketika bertatapan, pastikan posisi mata sejajar sehingga dapat
melakukan interaksi dengan nyaman atau satu sama lain.
4.
Tanya
dulu sebelum membantu, harus ajukan dulu apakah yang berkaitan butuh bantuan
atau tidak.
5.
Jauhi
pertanyaan sensitive, hindari mengajukan pertanyaan yang sensitif kecuali butuh
seperti untuk asessmen atau lewat persetujuan.
6.
Hindari
kalimat yang terkesan bisa menyindir, pahami beberapa hal itu ketika
berinteraksi dengan kawan difabel, jangan sampai lupa etika agar tidak
menyinggung.
v Etika
Berinteraksi Dengan Penyandang Disabilitas Sensorik Atau Netra
Penyandang
disabilitas sensorik atau netra lebih mengacu pada gangguan fungsi indera
penglihatan. Mereka yang menyandang disabilitas ini akan lebih mengutamakan
kepekaan indera pendengaran, perabaan, dan penciuman.
Beberapa hal etika yang harus dipahami
ketika berinteraksi dengan penyandang disabilitas sensorik atau netra :
1.
Salam
dan sapa
2.
Tanyakan
terlebih dahulu
3.
Biarkan
mereka memegangmu saat berdampingan
v Etika
Berinteraksi Dengan Penyandang Disabilitas Fisik
Dinamakan
penyandang disabilitas fisik karena fungsi gerak mereka terganggu. Orang-orang
yang menyandang disabilitas fisik umumnya merupakan orang yang diamputasi,
lumpuh layu atau kaku, paraplegi, celebral paisy (CP), stroke, kusta, atau
cacat semenjak lahir.
Beberapa hal etika yang harus dipahami
ketika berinteraksi dengan penyandang disabilitas fisik :
1.
Komunikasi
terlebih dahulu bentuk pendampingan
2.
Sejajarkan
posisi mata ketika berbicara
3.
Tidak
memindahkan barang-barang atau alat bantu mereka
v Etika
Berinteraksi Dengan Penyandang Disabilitas Rungu Wicara
Orang-orang
yang menyandang disabilitas ini memiliki gangguan pendengaran dan bicara.
Komunikasi dengan penyandang disabilitas ini umumnya menggunakan bahasa
isyarat.
Beberapa hal etika yang harus dipahami
ketika berinteraksi dengan penyandang disabilitas rungu wicara :
1.
Sentuh,
Sapa, dan Salam
2.
Bicara
sembari menjaga kontak mata
3.
Gerakan
bibir dan bahasa tubuh harus jelas
v Etika
Berinteraksi Dengan Penyandang Disabilitas Mental
Definisi
penyandang disabilitas mental adalah terganggunya fungsi pikir, emosi, dan
perilaku yang disebabkan gangguan psikologis atau hambatan dalam interaksi
sosial.
Beberapa hal etika yang harus dipahami
ketika berinteraksi dengan penyandang disabilitas mental :
1.
Tanyakan
hal-hal yang perlu diketahui sebagai pendamping
2.
Ajak
penyandang disabilitas mental untuk berkomunikasi
3.
Pakai
kata-kata yang sederhana
v Etika
Berinteraksi Dengan Penyandang Disabilitas Intelektual
Disabilitas
intelektual merupakan terganggunya fungsi pikir karena tingkat kecerdasan di
bawah rata-rata, lambat belajar, atau down
syndrome.
Beberapa hal etika yang harus dipahami
ketika berinteraksi dengan penyandang disabilitas intelektual :
1.
Harus
selalu ramah
2.
Perbanyak
senyum
Social Plugin