#Selamat Datang di Website "Teman Disabilitas" UPTD Pusat Layanan Disabilitas dan Pendidikan Inklusi Provinsi Kalimantan Selatan Tahun 2025#

Penerapan Terapi Medis Pada Individu Dengan Disabilitas

 


PENERAPAN TERAPI MEDIS PADA INDIVIDU DENGAN DISABILITAS

 

Terapi medis pada individu dengan disabilitas dapat melibatkan berbagai pendekatan tergantung pada jenis, tingkat, dan penyebab disabilitas tersebut. Tujuan utama terapi medis adalah untuk meningkatkan kualitas hidup dan kesejahteraan individu dengan disabilitas, mengurangi gejala yang mungkin terkait dengan kondisi mereka, dan memfasilitasi kemandirian sebanyak mungkin. (APTA,2018)

 

Terapi medis pada disabilitas adalah serangkaian tindakan medis yang bertujuan untuk mencegah, mengurangi, atau mengatasi dampak fisik atau kesehatan yang terkait dengan kondisi disabilitas seseorang. Disabilitas dapat merujuk pada berbagai kondisi atau gangguan yang mempengaruhi kemampuan seseorang untuk berfungsi secara optimal dalam kehidupan sehari-hari, baik itu secara fisik, kognitif, atau sosial. Terapi medis pada disabilitas bertujuan untuk meningkatkan kualitas hidup dan memaksimalkan potensi individu dengan disabilitas.

Berikut adalah beberapa penerapan terapi medis yang umum pada berbagai jenis disabilitas:

1.  Terapi Fisik (Physical Therapy) :

a.   Terapi fisik biasanya diterapkan pada individu dengan disabilitas fisik seperti cacat motorik atau kelumpuhan.

b. Terapis fisik bekerja dengan pasien untuk meningkatkan mobilitas, kekuatan otot, dan keseimbangan.

c.    Teknik dan latihan tertentu digunakan untuk membantu pasien mencapai tingkat fungsi fisik yang lebih baik.

2.  Terapi Occupasi (Occupational Therapy) :

a.  Terapi ini membantu individu dengan disabilitas mengatasi hambatan yang mungkin mereka hadapi dalam melakukan aktivitas sehari-hari seperti berpakaian, makan, atau bermain.

b.    Terapis okupasi memberikan strategi dan peralatan yang dapat meningkatkan kemandirian pasien.

3.  Terapi Berbicara dan Bahasa (Speech and Language Therapy) :

a.   Terapi ini penting untuk individu dengan disabilitas komunikasi seperti autisme, gangguan bicara, atau gangguan bahasa.

b. Terapis berbicara dan bahasa membantu pasien meningkatkan keterampilan berbicara, pemahaman bahasa, dan komunikasi verbal maupun non-verbal.

4.  Terapi Perilaku (Behavioral Therapy) :

a.   Terapi perilaku digunakan untuk mengatasi masalah perilaku atau emosional yang mungkin muncul pada individu dengan disabilitas, terutama pada anak-anak dengan autisme atau gangguan perkembangan lainnya.

b.   Terapis perilaku membantu individu dan keluarga mereka dalam mengidentifikasi perilaku yang tidak diinginkan dan mengembangkan strategi untuk mengubahnya.

5.  Terapi Medikamentosa :

   - Dalam beberapa kasus, terapi medis melibatkan penggunaan obat-obatan untuk mengendalikan gejala tertentu yang terkait dengan disabilitas, seperti obat pengendali kejang untuk epilepsi atau obat penenang untuk gangguan kecemasan.

6.  Pembedahan :

   - Beberapa kondisi disabilitas mungkin memerlukan tindakan pembedahan untuk memperbaiki masalah fisik yang mendasarinya. Contohnya, operasi ortopedik untuk memperbaiki kelainan tulang atau sendi.

7.  Terapi Rehabilitasi (Rehabilitation Therapy) :

   - Ini dapat meliputi berbagai jenis terapi seperti terapi fisik, terapi okupasi, dan terapi bicara yang diberikan secara bersama-sama untuk memfasilitasi pemulihan dan peningkatan fungsi.

8.  Terapi Farmakologis (Pharmacological Therapy) :

   - Beberapa disabilitas memerlukan penggunaan obat-obatan tertentu untuk mengelola gejala atau mengatasi masalah medis yang muncul.

Penerapan terapi medis pada disabilitas harus disesuaikan dengan kebutuhan dan kondisi individu. Penting untuk bekerja sama dengan tim medis, termasuk dokter, terapis, dan ahli lainnya, serta melibatkan keluarga dan individu dengan disabilitas dalam proses perencanaan dan pengembangan program terapi yang sesuai. Dengan pendekatan yang tepat, terapi medis dapat membantu individu dengan disabilitas mencapai potensi maksimal mereka dan meningkatkan kualitas hidup mereka.



============================================================================== 

Referensi :

American Physical Therapy Association. (2018). Guide to Physical Therapist Practice. Edisi ke-3. APTA.