PENERAPAN TERAPI MEDIS PADA INDIVIDU
DENGAN DISABILITAS
Terapi
medis pada individu dengan disabilitas dapat melibatkan berbagai pendekatan
tergantung pada jenis, tingkat, dan penyebab disabilitas tersebut. Tujuan utama
terapi medis adalah untuk meningkatkan kualitas hidup dan kesejahteraan
individu dengan disabilitas, mengurangi gejala yang mungkin terkait dengan
kondisi mereka, dan memfasilitasi kemandirian sebanyak mungkin. (APTA,2018)
Terapi medis pada disabilitas adalah serangkaian tindakan medis
yang bertujuan untuk mencegah, mengurangi, atau mengatasi dampak fisik atau
kesehatan yang terkait dengan kondisi disabilitas seseorang. Disabilitas dapat
merujuk pada berbagai kondisi atau gangguan yang mempengaruhi kemampuan
seseorang untuk berfungsi secara optimal dalam kehidupan sehari-hari, baik itu
secara fisik, kognitif, atau sosial. Terapi medis pada disabilitas bertujuan
untuk meningkatkan kualitas hidup dan memaksimalkan potensi individu dengan
disabilitas.
Berikut
adalah beberapa penerapan terapi medis yang umum pada berbagai jenis
disabilitas:
1. Terapi Fisik (Physical Therapy) :
a. Terapi
fisik biasanya diterapkan pada individu dengan disabilitas fisik seperti cacat
motorik atau kelumpuhan.
b. Terapis
fisik bekerja dengan pasien untuk meningkatkan mobilitas, kekuatan otot, dan
keseimbangan.
c.
Teknik
dan latihan tertentu digunakan untuk membantu pasien mencapai tingkat fungsi
fisik yang lebih baik.
2. Terapi Occupasi (Occupational Therapy) :
a. Terapi
ini membantu individu dengan disabilitas mengatasi hambatan yang mungkin mereka
hadapi dalam melakukan aktivitas sehari-hari seperti berpakaian, makan, atau
bermain.
b.
Terapis
okupasi memberikan strategi dan peralatan yang dapat meningkatkan kemandirian
pasien.
3. Terapi Berbicara dan Bahasa (Speech and Language Therapy) :
a. Terapi
ini penting untuk individu dengan disabilitas komunikasi seperti autisme,
gangguan bicara, atau gangguan bahasa.
b. Terapis
berbicara dan bahasa membantu pasien meningkatkan keterampilan berbicara,
pemahaman bahasa, dan komunikasi verbal maupun non-verbal.
4. Terapi Perilaku (Behavioral Therapy) :
a. Terapi
perilaku digunakan untuk mengatasi masalah perilaku atau emosional yang mungkin
muncul pada individu dengan disabilitas, terutama pada anak-anak dengan autisme
atau gangguan perkembangan lainnya.
b. Terapis
perilaku membantu individu dan keluarga mereka dalam mengidentifikasi perilaku
yang tidak diinginkan dan mengembangkan strategi untuk mengubahnya.
5. Terapi Medikamentosa :
- Dalam beberapa kasus, terapi medis
melibatkan penggunaan obat-obatan untuk mengendalikan gejala tertentu yang
terkait dengan disabilitas, seperti obat pengendali kejang untuk epilepsi atau
obat penenang untuk gangguan kecemasan.
6. Pembedahan :
- Beberapa kondisi disabilitas mungkin
memerlukan tindakan pembedahan untuk memperbaiki masalah fisik yang
mendasarinya. Contohnya, operasi ortopedik untuk memperbaiki kelainan tulang
atau sendi.
7. Terapi Rehabilitasi (Rehabilitation Therapy) :
- Ini dapat meliputi berbagai jenis terapi
seperti terapi fisik, terapi okupasi, dan terapi bicara yang diberikan secara
bersama-sama untuk memfasilitasi pemulihan dan peningkatan fungsi.
8. Terapi Farmakologis (Pharmacological Therapy) :
- Beberapa disabilitas memerlukan penggunaan
obat-obatan tertentu untuk mengelola gejala atau mengatasi masalah medis yang
muncul.
Penerapan
terapi medis pada disabilitas harus disesuaikan dengan kebutuhan dan kondisi
individu. Penting untuk bekerja sama dengan tim medis, termasuk dokter,
terapis, dan ahli lainnya, serta melibatkan keluarga dan individu dengan
disabilitas dalam proses perencanaan dan pengembangan program terapi yang
sesuai. Dengan pendekatan yang tepat, terapi medis dapat membantu individu
dengan disabilitas mencapai potensi maksimal mereka dan meningkatkan kualitas
hidup mereka.
==============================================================================
Referensi :
American Physical
Therapy Association. (2018). Guide to Physical Therapist Practice. Edisi ke-3.
APTA.
Social Plugin